Day 15 - Our money is broken
Kita punya banyak masalah:
- Cost of Living Crisis
- Forever Wars
- Mental Health Crisis
- Social Instability
- Declining Birth Rate
- Addiction Crisis
- Political Instability
- Chronic Health Issues
- Loss of Trust
- Swollen Govenment
- Homelessness
- Deterioration of the Family Unit
- Wealth Inequality
- Obesity Problem
Penyebab utamanya adalah the quality of our Money.
Biar kebayang, gue mau cerita tentang ratusan orang pinter yang pergi berlayar di satu kapal.
Suatu malam mereka bertemu dengan badai di tengah laut dan merusak sebagian besar kapal. Untungnya, mereka masih bisa selamat dari kapal tersebut. Tidak berlangsung lama, mereka akhirnya terdampar di sebuah pulau karena kapal tersebut tidak bisa digunakan lagi. Pulau ini jauh darimana-mana. Gada pulau terdekat. Gada sinyal. Gada kapal maupun pesawat yang lewat. Basically, mereka terputus dari dunia.
Untungya, pulau ini kaya akan sumber daya alam dan apapun yang mereka butuhkan untuk membangun sebuah peradaban. Mereka memutuskan untuk hidup di pulau ini dan membangun peradaban. Untuk membangun peradaban, mereka harus membuat sistem. Sistem yang pertama kali dibuat oleh mereka adalah sistem perdagangan. Mereka berdiskusi untuk membuat "mata uang" mereka sendiri. Pertanyaan pertama dalam benak mereka adalah
What makes a good money?
Mereka cerdas. Mereka punya apa yang mereka butuhkan. Lalu, mereka memutuskan untuk, tidak hanya membuat a good money, tapi juga membuatnya menjadi a perfect money. Karakteristik untuk Perfect Money meliputi:
- Scarce = Fixed supply forever. Instantly and costlessly verifiable (dapat diverifikasi secara instant dan tanpa biaya apapun).
- Portable = Effortless to store and move, with negligible costs (Bisa disimpen dan dipindahkan kapanpun dengan biaya sangat kecil).
- Divisible = _Infinitely divisible.
- Durable = Exists forever without deterioration. Uang gak bisa rusak, busuk, atau terurai.
- Fungible = Every piece is forever the same way as every other piece. Pecahan akan selamanya memiliki nilai yang sama dengan pecahan lainnya.
- Acceptable = Everyone, anywhere, can send and receive. Dapat diterima semura orang dimanapun mereka berada
- Censorship Resistant = You hold it. Nobody can take it (without your permission) or stop you sending it.
Namun kemudian terjadi perselisihan. Dua pemimpin muncul dari masyarakat. Satoshi dan Fiatello. Satoshi bilang kalo yang namanya perfect money itu harus selamanya segitu tanpa berubah apapun baik dari karakteristiknya maupun nilainya. Fiatello setuju akan hal itu tapi dia punya pendapat lain:
Gimana klo keadaan darurat? Gimana klo kita butuh mengubah karakteristik money tersebut untuk mengatasi masalah yang ada? Gimana kalo uang butuh penyesuaian terhadap kondisi saat itu?
Menurut Fiatello, kita memang harus punya perfect money tapi kita juga harus punya Big Red Button untuk mengubah salah satu dari tujuh karakteristik dari perfect money, jaga-jaga kalo terjadi kejadian luar biasa.
Perselisihan ini abadi dan akhirnya kedua pemimpin ini memutuskan untuk membangun tembok besar antara kubu Satoshi dan kubu Fiatello. Kubu Satoshi "kekeuh" dengan Perfect Money tanpa ada big red button sementara Fiatello pengen ada big red button yang bisa dipake hanya untuk keadaan darurat.
A free market with Perfect Money
Pada awalnya, semua orang tidak memiliki apapun, baik dari kubu Satoshi maupun kubu Fiatello. Jadi semua orang mulai dari 0.
Semua orang bekerja secara mandiri. Mereka memancing untuk bahan makanan, mereka menebang pohon untuk kayu bakar dan rumah. Mereka sendiri juga yang membangun rumah mereka sendiri. Tapi setelah berjalannya waktu, mereka menyadari satu hal. Setiap orang itu berbeda. Ada orang yang jago mancing, ada orang yang jago bangun rumah, ada orang yang jago nebang pohon, dsb. Orang yang jago di satu bidang bisa mendapat hasil lebih banyak daripada orang yang ngerjain semuanya. Lalu mereka berpikir bahwa kalo mereka fokus pada apa yang mereka bisa dan mengurangi apa yang mereka tidak bisa, mereka bisa berkontribusi untuk masyarakat lebih banyak dan mengurangi hal-hal yang membuat saya lebih miskin. Jadi, sekarang semua orang fokus pada apa yang mereka bisa lakukan. Penebang pohon fokus pada menebang pohon dan tidak pergi memancing apalagi bangun rumah. Begitu juga yang lainnnya.
Karena tiap orang melakukan apa yang dia jago, alhasil produk yang dihasilkan jadi berkualitas tinggi. Dan karena satu orang bisa produksi satu barang lebih banyak dari yang lain, supply tercukupi dan harga bisa turun. Sehingga, barang yang diperoleh memiliki kualitas baik dan harga murah. Akan tetapi, karena si penebang kayu membutuhkan barang lain untuk bertahan hidup, maka dia harus menjual kayu tersebut untuk mendapat ikan menggunakan perfect money.
Lalu, karena proses penebangan kayu menjadi lebih baik dan lebih baik lagi, si penebang kayu sekarang bisa mempunya cukup modal untuk meng-upgrade alat untuk menebang kayu dan bahkan hingga bisa membuat inovasi alat penebang kayu yang cukup efisien dan tidak memakan waktu banyak. Sehingga, sisa waktunya bisa digunakan untuk terus berinovasi pada penebangan kayu, menghasilkan kayu yang berkualitas dan harga murah.
Semakin si penebang kayu maju, semakin banyak uang atau modal yang dia dapat, semakin dia bisa berinvestasi kepada orang lain sehingga bisa memajukan produk orang lain dalam masyarakat tersebut. Investasi ke nelayan untuk membantu mereka membuat kapal yang cukup kuat, cepat, dan efisien sehingga total ikan bisa lebih banyak.
Di tahap awal ini, kita melihat di kedua kubu, pertumbuhan daya beli meningkat 3% tiap tahunnya. Harga barang berkualitas menjadi semakin murah dari hari ke hari. Hidup semakin murah seiring berjalannya waktu dan pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup untuk semua orang, tidak hanya segelintir orang, di kedua kubu. Uang menjadi lebih berharga seiring berjalannya waktu.
Hal indah tersebut berlangsung hingga akhirnya orang-orang ini muncul dan mengubah segalanya. Kita menyebut orang-orang ini sebagai:
Governments
Karena populasi sudah semakin meningkat, kedua kubu memilih pemerintahan. Namun ada satu masalah. Mau bagaimanapun pemerintahan dijalankan, akan ada waktu dimana pemerintahan mengalami defisit yang tak terhindarkan yang artinya pengeluaran lebih besar dari penerimaan.
Dari sisi Sathosis, untuk menyeimbangkan pengeluaran, mereka hanya memilki dua opsi:
- Menaikkan pajak
- Memotong pengeluaran
- Melakukan keduanya
Fiatello juga punya pilihan yang sama peris dengan Satoshi namun dia punya satu tambahan opsi yaitu Big Red Button. Kemudian pemilu terjadi lagi. Fiatello tau klo dia menaikkan pajak atau memotong pengeluaran, dia akan kehilangan suara. Jadi, hanya untuk saat ini saja pikirnya, dia akan menekan Big Red Button dan mencetak sedikit uang tambahan untuk pemerintah. Konsekuensi dari strategi pemilu tersebut mengakibatkan Satoshi kalah suara. Yang terjadi di sisi Satoshi adalah
- Perubahan yang tidak bisa disembunyikan dengan adanya kenaikan pajak dan pemotongan pengeluaran pemerintah dari masyarakat.
- Ukuran pemerintah menjadi lebih kecil dan mengalamai effisiensi.
- Hal positifnya adalah kestabilan sosial ekonomi terjadi karena sekarang semua orang tau bahwa tidak ada uang gratis.
- Harga terus turun dan kualitas produk terus naik
Dari sisi pemenang yaitu Fiatello:
- Menang.
- Merasa tidak ada konsekuensi.
Namun hal itu tidak berlangsung lama sebelum akhirnya negara api menyerang.
Masalah mulai terjadi ketika Fiatello menekan Big Red Button
Emang apa yang terjadi bim klo Big Red Button ditekan?
Oke gue jelasin nih ya. Jadi ketika Big Red Button ditekan, Fiatello akan mencetak uang dimana telah merendahkan nilai mata uangnya.
Maksudnya?
Fiatello telah meningkatkan jumlah uang dalam perekonomian dalam semalam. Namun dia tidak menambah barang dan jasa dalam perekonomian dalam semalam. Jadi sekarang ada lebih banyak uang yang beredar dibanding dengan kemarin dibandingkan barang dan jasa. Dan ini memiliki tiga konsekuensi:
Distortion of price signals. Sebelum Fiatello menekan Big Red Button, semua perubahan harga dalam perekonomian adalah murni fungsi supply and demand karena ini adalah pasar bebas with perfect money. Tapi apa yang terjadi sekarang adalah uang telah memasuki perekonomian tidak untuk semua orang secara merata atau bahkan proportional dengan jumlah uang yang dipegang orang-orang. Uang telah masuk ke dalam perekonomian melalui pemerintahan ke dalam rekening perusahaan-perusahaan dan ke orang-orang yang terhubung langsung atau tidak langsung dengan pemerintahan. Jadi apa yang Fiatello mulai lihat adalah peningkatan harga mulai naik di bagian ekonomi tertentu. Jadi sinyal untuk semua orang lainnya di perekonomian adalah adanya ketidakseimbangan supply and demand hanya di sektor-sektor ini. Jadi Anda melihat kesalahan alokasi modal oleh perusahaan di market yang disebabkan oleh si pencetak uang. Tidak hanya itu, sumber daya manusia juga terdampak. Orang-orang pinter, orang-orang yang aktif yang mencoba menjadi produktif tertarik ke pemerintahan dan tidak melayani sisa dari ekonomi.
Business input costs incrase. Setiap bisnis di negara Fiatello memiliki setidaknya input manusia dan beberapa bahan mentah seperti energi atau beberapa bahan mentah. Sekarang, karena biaya untuk hal-hal ini telah naik bisnis-bisnis ini sekarang perlu mencoba dan mengubah sesuatu tentang produk mereka untuk mempertahankan keuntungan yang kecil yang memastikan bahwa mereka dapat meneruskan bisnisnya (Increase price to the customer). Cara pertama adalah dengan meneruskan kenaikan harga ke pelanggannya. Kedua, menjaga harga tetap sama, kualitas tetap sama, tapi hanya mengecilkan produknya (Shrinkflation). Jadi, bukannya dapat 100 gram, sekarang hanya dapat 90 gram tapi dengan harga yang sama. Atau yang ketiga adalah mengurangi input cost (Try to reduce costs). Dari sinilah inflasi konsumen (Consumer inflation) berasal. Satu-satunya penyebab inflasi konsumen adalah karene mesin pencetak uang yang menyebabkan para bisnis melakukan perubahan-perubahan ini.
Namun jika semua bisnis meneruskan peningkatan harga tersebut secara langsung atau mereka mengecilkan produk dan para pelanggan sekarang perlu membelinya lebih banyak untuk memenuhi kenyataan bahwa mereka membutuhkan 100 gram, bukan 90 gram. Kedua hal itu mengurangi affordability (reduced affordabilit). Jadi populasi menjadi lebih miskin mereka akan memiliki sisa pendapatan yang lebih sedikit meskipun membeli yang sama dengan yang mereka beli kemarin. Jika sebaliknya para bisnis memilih untuk mempertahankannya, harga sama, kualitasnya sama, tapi kurangi saja biayanya. Hal yang paling jelas untuk dilakukan adalah PHK, yang menyebabkan pengangguran. Dan sekarang jumlah orang yang punya pekerjaan semakin sedikit yang mengurangi affordability secara keseluruhan bagi masyarakat di dunia Fiatello. Tapi tidak hanya itu saja, kini pemerintah sudah punya secondary issue yang harus dipecahkan. Bagaimana mereka bantu mendukung semua orang yang baru saja menganggur ini? Cara yang paling berbahaya adalah saat perusahaan mengurangi kualitas input (Input Quality Reduced). Jadi apa yang Fiatello mulai lihat adalah terjadi peningkatan obesitas di seluruh populasi. Karena makanan yang sebelumnya masih segar dan memiliki bahan berkualitas tinggi diganti dengan bahan-bahan berkualitas rendah, lebih banyak bubur hasil industri. Jadi hal ini mengarah ke obesitas dan juga menyebabkan berbagai masalah kesehatan sekunder yang menyebabkan sebuah krisis kesehatan (Health Crisis). Dan sekarang pemerintah harus turun tangan dan mencari tau bagaimana mereka perlu membantu semua orang-orang ini yang sekarang tidak sehat.
Yang ketiga adalah inflasi asset (Assets Inflation). Sejak Fiatello menekan tombo Big Red Button, harga aset telah naik. Pasar saham terus naik dan naik lebih tinggi. Harga rumah semakin lama semakin tinggi. Dia berpikir bahwa dia semacam jenius ekonomi. Tapi harganya naik karena dia baru saja membuat lebih banyak uang. Jadi siapapun yang tahu bahwa ada lebih banyak uang dalam sistemnya, tentu saja tidak akan menjual aset mereka di harga yang sama seperti kemarin. Mereka akan mempertimbangkan kenyataan bahwa ada lebih banyak uang dalam sistemnya. Jadi inilah yang mendorong harga-harga ini naik. Namun peningkatan aset ini berdampak baik bagi orang yang memiliki aset tapi tidak untuk orang-orang yang tidak memiliki aset. Jadi ada Wealth Inequality yang mulai muncul di seluruh perekonomian. Dan bukan hanya itu saja. Karena harga rumah sekarang lebih mahal, harga sewanya lebih mahal. Jadi dia melihat peningkatan jumlah tunawisma (Homelessness). Dan peningkatan Homelessness ini, coba tebak, yup, memerlukan lebih banyak intervensi pemerintah untuk mencoba mengatasinya. Dan sekarang harga aset sedang melambung tinggi. Pasar saham sedang bergejolak. Persepsi yang berlaku di masyarakat adalah:
Mengapa saya tidak berinvestasi? Mengapa saya menyimpang uangnya saja? Saya harusnya membeli di pasar saham. Saya harusnya berinvestasi. Saya harus membeli rumah kedua untuk disewakan. Saya harus membeli aset spekulatif karena mereka tidak pernah turun. Mereka hanya naik. Jika saya tidak berinvestasi, saya bodoh.
Dan karena asetnya meningkat, bank terus mendorong peningkatan leverage bagi masyarakat. Mendorong pemberian KPR yang semakin besar kepada individu, pinjaman kepada perusahaan. Namun sekarang karena harga rumah sudah naik dan sekarang semua orang memiliki lebih banyak hutang. di saat yang sama dengan keterjangkauan kehidupan sehari-hari, sekarang jauh lebih sulit untuk membeli rumah. Jadi keluarga yang sebelumnya bisa hanya memiliki satu tulang punggung utama dan mampu membeli rumah dengan KPR, sekarang tidak bisa lagi. Sekarang Anda butuh kedua orang tua untuk bekerja. Kedua orang tuanya bekerja untuk membayar cicilan rumah dan mampu untuk hidup. Dan ketika hal itu terjadi, orang menghabiskan lebih sedikit waktu bersama-sama dan Anda mulai melihat kehancuran dari keluarga inti (Breakdown of nuclear family). Mereka hanya mampu memiliki lebih sedikit anak. Sekarang karena adanya penurunan angka kelahiran, Fiatello mulai melihat perubahan pada demografinya di seluruh populasi. Jadi generasi muda lebih lahir sedikit sedangkan jumlah generasi tua hidup lebih lama, dan dia sekarang menyadari bahwa janji yang dia buat kepada generasi tua ini tentang mampu pensiun pada usia tertentu atau memiliki kualitas hidup yang baik atau pendapatan pasti yang mereka perolah saat pensiun tidak dapat terlaksana. Bagi mereka yang tidak cukup beruntung untuk bisa membeli rumah, yang mungkin terjebak hanya menyewa, padahal sebelumnya mereka bisa berpikir menyewa tempat yang sama selama tiga atau lima tahun. Karena sewanya naik terlalu banyak tiap tahunnya, jadi sekarang mereka berpikir tentang satu tahun, mungkin dua tahun. Anda jadi kurang merencanakan masa depan. Mungkin Anda menunda-nunda pernikahan, menunda-nunda memiliki Anak, Anda mulai memprioritaskan hari ini dengan mengorbankan hari esok. Orang-orang melihat bahwa menabung fiatello mereka tidak berguna karena harga asetnya naik terlalu cepat. Mereka tidak akan pernah bisa membeli rumah. Jadi jika Anda tidak pernah bisa membeli rumah, maka prioritaskanlah untuk menjalani hidup terbaikmu dan pergi berlibur dan berbelanja lebih banyak, menikmati dirimu sendiri. Namun bagi mereka yang kurang beruntung bisa di posisi ini, bagi mereka yang setiap hari adalah perjuangan untuk memberi makan diri mereka sendiri dan keluarga mereka, untuk menyediakan rumah bagi mereka sendiri dan keluarga mereka, mereka terjebak dalam kemunduran.
Sekarang tiap hari menjadi lebih sulit, yang mengarah ke pertumbuhan kecanduan, berbagai bentuk kecanduan termasuk opioid di Pulau Fiatello, yang menyebabkan lebih banyak lagi krisis kesehatan lalu lebih banyak intervensi dari pemerintah. Dan semua ini mengarah pada krisis kesehatan mental di seluruh populasi. Dan sekarang pemerintah berada di posisi dimana karena telah menekan Big Red Button, itu menciptakan berbagai macam masalah sekunder yang sekarang perlu ditangani dan coba dipecahkan. Dan karena harus turun tangan dan mencoba memecahkan masalah ini, artinya pemerintah perlu mengalihkan lebih banyak modal ke sektor-sektor ekonomi ini yang lagi-lagi merupakan alokasi modal yang salah sehingga menarik lebih banyak wirausahawan ke bagian ekonomi yang salah karena distorsi sinyal harga. Dan di antara meningkatnya leverage dalam perekonomian yang didorong oleh bank dan kesalahan alokasi modal itu, akhirnya menabur benih-benih keadaan darurat berikutnya. Dan Fiatello hanya punya satu pilihan yaitu untuk menekan Big Red Button lagi.